Isopropanoladalah pelarut industri yang banyak digunakan, dan bahan bakunya sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. Bahan baku yang paling umum adalah n-butana dan etilen, yang berasal dari minyak mentah. Selain itu, isopropanol juga dapat disintesis dari propilena, produk antara etilen.
Proses produksi isopropanol rumit, dan bahan bakunya perlu melalui serangkaian reaksi kimia dan tahap pemurnian untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Secara umum, proses produksi meliputi dehidrogenasi, oksidasi, hidrogenasi, pemisahan dan pemurnian, dll.
Pertama, n-butana atau etilen didehidrogenasi untuk mendapatkan propilena. Kemudian, propilena dioksidasi untuk mendapatkan aseton. Aseton kemudian dihidrogenasi untuk mendapatkan isopropanol. Terakhir, isopropanol perlu melalui tahap pemisahan dan pemurnian untuk mendapatkan produk dengan kemurnian tinggi.
Selain itu, isopropanol juga dapat disintesis dari bahan baku lain, seperti gula dan biomassa. Namun, bahan baku ini tidak banyak digunakan karena rendemennya rendah dan harganya mahal.
Bahan baku produksi isopropanol sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil, yang tidak hanya mengonsumsi sumber daya tak terbarukan tetapi juga menimbulkan permasalahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan baku dan proses produksi baru untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan pencemaran lingkungan. Saat ini, beberapa peneliti telah mulai menjajaki penggunaan sumber daya terbarukan (biomassa) sebagai bahan baku produksi isopropanol, yang dapat memberikan cara baru bagi pengembangan industri isopropanol yang berkelanjutan.
Waktu posting: 10 Januari 2024